Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Di jawab ya salamnya, karena menjawab salam itu wajib :
Allah berfirman :

Artinya :
"Apabila kamu diberi
penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu
(dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala
sesuatu." (QS an-Nisa :86)LUANGKAN WAKTU, BACA DENGAN SEKSAMA DAN RENUNGKANBacalah thread ini minimal sampe point 3 atau sampe habis bila tidak ingin berlanjut sampai Part 2. :D Mari berpikir secara terbuka dan bijaksana. Perokok tidak
hanya bertanggung jawab terhadap hidupnya sendiri, namun juga atas keluarga yang mereka cintai.
MEROKOK ADALAH BERINVESTASI PENYAKIT MASA DEPAN
JIKA AGAN MENUNDA BERHENTI MEROKOK, ITU ARTINYA SEMAKIN MENDEKATKAN DIRI DENGAN MASALAH BESAR DAN PENYESALAN!
KALAU TERKENA SAKIT KRONIS DI USIA MUDA MASA DEPAN BISA HANCUR, KENA DI USIA PARUH BAYA MENYUSAHKAN ANAK ISTRI!
KALAU TERKENA SAKIT KRONIS DI USIA MUDA MASA DEPAN BISA HANCUR, KENA DI USIA PARUH BAYA MENYUSAHKAN ANAK ISTRI!
Bisakah agan bayangkan jika hal itu terjadi pada diri agan diusia muda? Sekarang ini banyak perokok di usia muda terserang penyakit berbahaya hingga kronis seperti serangan jantung atau kanker paru-paru. Salah satu penyebabnya adalah generasi muda saat ini lebih dini mengkonsumsi rokok, usia SD saja sudah banyak yang merokok. Sedangkan pecandu rokok yang satu generasi dengan orang tua kita kebanyakan mulai merokok memasuki usia dewasa dan mulai terkena penyakit terkait rokok di usia 40 tahunan ke atas.
Ketika daya tahan tubuh agan lemah, agan bisa terkena penyakit berbahaya diusia muda. Bagi yang daya tahan tubuhnya lebih baik, mungkin sekarang belum terlalu terasa tabungan penyakitnya, dan bisa jadi hasil dari agan menabung penyakit dengan merokok mungkin bakal terasa 10 - 20 tahunan lagi. Jika sekarang ini agan sudah mengalami mudah ngos-ngosan, mau tidur malam atau bangun tidur dada terasa sesak, terasa susah ambil nafas, bisa jadi itu pertanda sudah dimulainya kerusakan organ tubuh agan.
Biaya diagnosa kanker paru sekitar Rp. 10-15 juta. Biaya kemoterapi minimal setara harga Avanza. Albert Charles Sompie, mantan atlet softball sudah menghabiskan Rp. 500 juta hanya untuk biaya operasi dan pengobatan saja. Apalagi jika kondisi parah opsinya transplantasi, biayanya milyaran!
SEMUA BISA BERHENTI MEROKOK, SELAMA PUNYA NIAT 100%
Point 1: Alasan dari kebanyakan orang merokok
Jaman ane dulu, umumnya remaja mulai berani merokok pada usia SMA, itupun sambil sembunyi-sembunyi. TS sendiri mulai merokok ketika SMA, sempat berhenti lalu kuliah merokok lagi. Seperti alasan kebanyakan remaja yang masuk usia puber, merokok itu tak lain dan tak bukan sekedar sugesti secara psikologi ingin dianggap keren dan jantan. Sedangkan menolak merokok diteriakin banci, bullying gan!
Jaman ane dulu, umumnya remaja mulai berani merokok pada usia SMA, itupun sambil sembunyi-sembunyi. TS sendiri mulai merokok ketika SMA, sempat berhenti lalu kuliah merokok lagi. Seperti alasan kebanyakan remaja yang masuk usia puber, merokok itu tak lain dan tak bukan sekedar sugesti secara psikologi ingin dianggap keren dan jantan. Sedangkan menolak merokok diteriakin banci, bullying gan!
Nah berawal dari ngerokok niatnya sebagai tuntutan pergaulangan, terus secara psikologis pengen dianggap keren, laki, macho dan jantan.. akhirnya kebablasan jadi kebiasaan dan akhirnya ya berujung pada kecanduan rokok! Karena memang rokok punya kandungan-kandungan zat adiktif yang bersifat mencandu, seperti halnya yang terdapat pada narkoba. Jika tidak segera berhenti merokok, umumnya keterusan sampai tua. Anak cucu pun bisa menirukan, merupakan contoh yang buruk bagi keluarga!
Rokok dan narkoba sama-sama merusak, meracuni dan mendzolimi tubuh agan. Perbandingan keduanya seperti kecepatan motor 250 cc dengan 125 cc, namun keduanya sampai ke finish yang sama: kehancuran!
Point 2: Merokok adalah sebuah kesalahan mainstream
Sebelum merokok, mayoritas perokok mengetaui akan bahaya rokok. Namun menyedihkan, tak sekedar orang dewasa, anak SD pun banyak yang merokok. Data dari Tobacco Control Support Center di Indonesia jumlah kematian rata-rata yang diakibatkan oleh rokok adalah 1.174 jiwa/hari atau 429.948 jiwa/tahun.
Perokok tangguh, jantan dan pemberani itu hanya di iklan
Sebelum merokok, mayoritas perokok mengetaui akan bahaya rokok. Namun menyedihkan, tak sekedar orang dewasa, anak SD pun banyak yang merokok. Data dari Tobacco Control Support Center di Indonesia jumlah kematian rata-rata yang diakibatkan oleh rokok adalah 1.174 jiwa/hari atau 429.948 jiwa/tahun.
Perokok tangguh, jantan dan pemberani itu hanya di iklan
Ketika agan sudah kecanduan sama rokok, semakin lama stamina tubuh agan akan berkurang, karena racun-racun dalam kandungan rokok terus menggerogoti tubuh agan. Salah satu buktinya adalah dari hasil sekian banyak pembedahan medis terhadap tubuh perokok dan non-perokok hasilnya sangat nyata. Para pecandu rokok selalu ngos-ngosan setiap lari atau kerja berat, Inikah tangguh?
Residu asap rokok akan mengendap menjadi timbunan plak di saluran darah, menyebabkan tidak lancarnya aliran darah, dapat menjadikan perokok pria impoten yang loyo, gak bisa ereksi dan ejakulasi dini.. apakah bisa dianggap macho dan jantan? Para istri yang suaminya impoten tersiksa secara psikologi dan pura-pura puas agar suami tidak minder. Mereka pun secara biologis tidak bisa merasakan kepuasan berhubungan suami istri. Kasian dan sayang istri gan? Berhentilah merokok!
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang
yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya”.
(HR. Imam At-Thirmidzi no 1162, Ibnu Majah no 1987. Shahih)
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang
yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya”.
(HR. Imam At-Thirmidzi no 1162, Ibnu Majah no 1987. Shahih)
Temen ana yang pecandu rokok diajak beradventure naik motor trail menapaki lembah gunung yang terjal dan ekstrem, keringat doi bercucuran sambil terus baca dzikir, padahal shalat aja biasanya nggak. Padahal iklan rokok yang dia hisap sehari-hari temanya petualang pemberani dan tangguh.
Merokok terlihat keren itu hanyalah psikologi masa puber
Remaja yang sedang puber sangat mudah dan rentan dengan berbagai pengaruh, termasuk pengaruh dari pergaulan hingga pengaruh iklan. Melihat orang dewasa merokok kadang memunculkan persepsi bahwa itu keren. Padahal keren atau tidaknya agan itu bukan karena merokok, tapi karena penampilan, tingkah laku dan aspek lainnya. Seorang yang naik Ducati Monster Evo dengan jaket kulit akan terlihat keren ketika merokok. Bandingkan ketika agan melihat seorang yang naik sepeda onthel butut, lalu menghisap rokok yang sama dengan yang dihisap pengendara Ducati Monster, ga bakalan terlihat keren!
Merokok bikin orang terkesan intelek itu hanya di iklan
Iklan rokok kerap menampilkan karakter-karakter model iklan yang smart atau cerdas bahkan jenius. Iklan tipe soft sell seperti ini mencoba mempersuasif audiensnya untuk merasa seperti karakter dalam iklan yang ada, berpikiran cerdas, jenius ataupun yang semisalnya. Sehingga di bawah alam sadar mereka akan muncul mindset bahwa rokok yang diiklankan tersebut adalah rokoknya orang-orang yang cerdas, atau jenius atau berintelektual tinggi. Ngehabisin rokok segudang pun, tidak akan menyulap kita jadi smart.
Rokok mematikan nurani, memunculkan sikap egois dan irasional
Contoh 1 :Tetangga TS pria paruh baya pencandu rokok. Perbulannya mengeluarkan lebih dari Rp. 200.000 untuk rokok. Namun TS sedih ketika melihat kondisi anaknya yang masih sekolah, yaitu ane melihat sepatu dan tas sekolah yang robek dan bolong-bolong. Candu dari rokok membunuh kasih sayang perhatian bapak terhadap anaknya. Uang lebih dari Rp. 200.000 bisa untuk membeli sepatu, dll.
Contoh 2 : Setiap ada wacana kenaikan BBM atau elpiji akibat naiknya harga minyak dunia, selalu terjadi demo besar-besaran yang acap kali berujung anarkis. Tapi pernahkan agan dan sista temukan demo para perokok setiap kali ada kenaikan harga rokok? Jawabannya adalah tidak pernah!
Contoh 3 : Seperti peribahasa "gajah di pelupuk mata tak tampak semut diseberang lautan tampak", sebagai pembelaan diri para perokok berdalih kasihan dengan pelaku industri rokok (yang notabene semakin kaya dan kaya). Celakanya, terbutakan pengaruh candu yang ada, para perokok tidak kasihan pada diri mereka sendiri dan keluarganya beresiko terkena kanker paru, stroke, dll.
Para pecandu rokok sering menjadi orang yang egois dan tidak punya tenggang rasa terhadap orang disekitarnya. Contoh mudahnya seperti merokok di area publik tanpa peduli ada non-perokok di sekitarnya yang terganggu, semisal di angkutan umum, di rumah makan, dll. Bahkan sering sekali TS melihat di rumah sakit pengunjung tanpa malu merokok. Ini realita hilangnya adab dan norma!
Tanpa rokok gak bisa mikir hanyalah sugesti kecanduan
Salah satu pembelaan terakhir dari pecandu rokok adalah berpendapat bahwa tanpa rokok mereka tidak bisa mikir dengan bener, gak bisa konsentrasi, dll. Kenyataannya sebaliknya, candu rokok malah membuat perokok jadi mikir gak bener, contohnya: siap menantang bahaya sakit keras bertahun-tahun sampai mati daripada gak merokok, padahal punya tanggung jawab anak dan istri. TS mantan perokok, berhenti rokok malah meningkatkan kualitas. Banyak solusi untuk dapat rileks tanpa harus mengkufuri nikmat sehat!
Point 3: Mindset salah kaprah dari pecandu rokok
3.1 — Salah Kaprah Memahami Tentang Kematian
Pada umumnya, teman-teman yang ane ajak untuk berhenti merokok dapat memahami detail dampak-dampak negatif sebagaimana yang sebagian ane tulis pada poin 2 di atas. Namun terkadang susahnya menyadarkan seorang yang dalam kondisi kecanduan rokok adalah mereka terus mencari pembenaran-pembenaran yang terkadang memakai alasan-alasan yang irasional dan bahkan konyol jika dinalar akal sehat yang kadang jadi debat kusir. Nah 'jurus pamungkas' yang sering ane dengar sebagai alasan atau pembelaan paling akhir adalah ucapan: "Kambing aja kagak ngerokok mati! Manusia ngerokok atau gak ngerokok kalau waktunya mati ya mati!" Jika sudah masuk sesi tema perkambingan mode total defense, musti sabar menjelaskannya, terlebih lagi kepada yang merasa lebih tua dan gengsi menerima nasehat.
3.1 — Salah Kaprah Memahami Tentang Kematian
Pada umumnya, teman-teman yang ane ajak untuk berhenti merokok dapat memahami detail dampak-dampak negatif sebagaimana yang sebagian ane tulis pada poin 2 di atas. Namun terkadang susahnya menyadarkan seorang yang dalam kondisi kecanduan rokok adalah mereka terus mencari pembenaran-pembenaran yang terkadang memakai alasan-alasan yang irasional dan bahkan konyol jika dinalar akal sehat yang kadang jadi debat kusir. Nah 'jurus pamungkas' yang sering ane dengar sebagai alasan atau pembelaan paling akhir adalah ucapan: "Kambing aja kagak ngerokok mati! Manusia ngerokok atau gak ngerokok kalau waktunya mati ya mati!" Jika sudah masuk sesi tema perkambingan mode total defense, musti sabar menjelaskannya, terlebih lagi kepada yang merasa lebih tua dan gengsi menerima nasehat.
Bismillah. Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam: “Allah telah menulis takdir-takdir seluruh makhluk (pada kitab lauh mahfudz) 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” [HR. Muslim dari shahabat Abdullah ibn Amr ibn Al-Ash radhiyallahu 'anhu]. Kematian itu fixed gan, tidak dapat dimajukan atau dimundurkan seharipun. Hanya Allah Ta'ala yang mengetahui kapan tibanya ajal kita. Wallahu a'lam bishawab. pertanyaannya, bagaimana agan menjalani hidup hingga kematian tiba?
Rokok tidak mempercepat kematian, namun bisa menjadikan sisa waktu hidup
pecandu rokok penuh penderitaan fisik dan juga batin hingga kematiannya tiba
pecandu rokok penuh penderitaan fisik dan juga batin hingga kematiannya tiba
Semisal seorang yang bernama Fulan telah Allah tuliskan takdirnya di dalam kitab Lauh Mahfudz bahwasanya kematiannya adalah pada usia 60 tahun, ingat ini adalah hanya sebuah permisalan. Namun diusia remaja Fulan menghabiskan hidupnya dengan perbuatan-perbuatan yang merusak tubuhnya yang mana telah Allah karuniakan kondisi yang sehat. Fulan tak pernah lepas dari yang namanya rokok, kesehariannya tak pernah lepas dari menghisap rokok. Nah akibat dia merusak tubuhnya dengan zat-zat mudharat dalam rokok, akhirnya tubuh Fulan mulai sakit-sakitan diusia 40-an tahun.
Diusia 45 tahun dokter memvonis Fulan terkena kanker paru-paru akibat kebiasaanya merokok, yang memaksanya berhenti bekerja. Lalu diusia 50 tahun Fulan terkena stroke. Dua penyakit tersebut menguras habis harta bendanya. Awalnya motor yang dijual, kemudian mobil, kemudian rumah ketika penyakitnya menjadi komplikasi. Karena kondisinya Fulan yang hanya tergeletak sakit, akhirnya istrinya lah yang jadi tulang punggung keluarga. Harta terkuras untuk berobat. Hidup keluarganya berantakan.
Fulan depresi berat, tak kuat melihat keluarganya ikut menderita karenanya. Tak kuat dengan semuanya itu, Fulan pun berpikir untuk bunuh diri saja agar tidak terus membebani keluarga. Apalah daya, Allah telah menakdirkan usianya meninggal pada usia 60 tahun. Beberapa kali dia mencoba bunuh diri, namun selalu gagal, karena memang belum waktunya dia meninggal. Hingga akhirnya di usia 60 tahun dia menghembuskan nafas terakhir. Bayangkan akibat mengkufuri nikmat dari Allah, selama 20 tahun di akhir sisa hidupnya ia merasakan penderitaan, termasuk keluarganya ikut menderita. Apa yang dia tanam diusia muda berupa mudharat, akhirnya dia tuai diusia tua berupa pahitnya penderitaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
"Barangsiapa yang beramal kebaikan walau seberat biji dzaroh pun niscayadia akan melihat balasannya, dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzaroh pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula”
(QS. Al-Zalzalah: 7-8)
di saat kita menyesal, namun itu sudah terlambat
3.2 — Salah Kaprah Pembelaan Bersifat Subjektif
Segelintir orang melakukan pembelaan terhadap kebiasaan merokok secara subjektif , bukan secara keumuman. Semisal alibi "kakek ane perokok, umurnya udah 70 tahun tapi baik-baik aja" sebagai pembenaran untuk merokok. Prosentase perokok 'beruntung' yang tidak berakhir pada masalah penyakit kronis seperti kakek di atas sangat-sangat kecil. Terkadang memang kita temui orang yang memiliki daya ketahanan tubuh yang lebih dari rata-rata, tapi jumlahnya minoritas. Jika rokok itu diibaratkan pukulan, mayoritas orang apabila tubuhnya dipukuli terus menerus, kebanyakan akan terkapar, bahkan mati.















Tidak ada komentar:
Posting Komentar